Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Kampung Senja

Satu cipta dari reranting hati
diam dalam samadi Illahi

Di sana
dalam sekotak malam

Menitip tembang suka duka anak-anak bumi
;berjibaku pergolakan samudera
dan lautan mimpi
serta atau terjerat prahara samsara hari
lalu mengkais buah di ladang-ladang istana asmaradana hati

Mencoba leburi rasa ke labirin palung sumur-sumur jiwa
menyanyitarikan serunai suara-suara tersisih
meski sebatas nafas tinta virtual dari atas kertas mayapada

Saling berbagi
mengingat geliati samsara ruh semesta bumi

(01082010/14:35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar