Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Rindu Tak Bertepi

Mendengar lamat suara gerimis bertandang
pada malam-malam yang tujahkan rindu
mengheret pada getar samar meraba lengang
hanya kesenyapan ada dari sesuatu tentangmu
hening
sunyi

Lalu angin membawa sapa di ujung retina
sedingin cadas bongkahan salju di menara eyre
:bisu memisau
kelu tanpa basa-basi kata
serta pergi menyisahkan tanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar