Kau yang berdiri di antara puing-puing
melihat dedaunan dan dedahanan jatuh menjadi kering
bernyanyi kidung absurd dalam lirih kabut kelam
mati puranama dalam ketelanjangan misteri dan rahasia malam
Bawa iramamu dalam gelegar badai prahara
dimana matahari menghitam dgn keberdayaan yang lemah
meluruhkan darah di punggung senja yang terluka
tanah-tanah basah terkuras airmata
kegelapan menari di kepala
jantung berkeringat di kepundan liang
sendiri mengepak kelopak sayap tembang pesakitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar