Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Prahara Anggur

Tenanglah hati
damailah jiwa
mesti prahara menyulut halimun
mengguncang kebun karena mabuk akan anggur
yang berduka
yang nestapa
biaslah hujan beriring surya
warna pelangi mengisi anggur abadi piala cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar