Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Dongeng Maya

Pintalan kisah membentang cakrawala
bertabur dari pintu-pintu layar maya
gemetar jemari saling menari sengit
meretaskan kata berjelaga keringat belantara
suruk dari ranjang altar dongeng-dongeng purba
kala kesunyian di tikam mendung senjakala
lalu beranak pinak kesah rindu dendam
memungut embun di dinding-dinding malam
hingga fajar menggusur gemintang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar