Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Drunken Master (Junkies)

Aku menjadi mabuk dalam khayal
akan indah kemanisan anggurmu yang mencuri sadarku
dan kini kutemukan diri tercengkram tangan-tangan gaib itu
mematahkan diriku dengan tajam

Serta telah pula ku hancurkan cawan tempat aku meminum nikmatnya racunmu
yang kini membuatku berada di suatu negeri asing dan membingungkan
di antara hilang ingatan dan kematian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar