Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Kecilku

Kaulah samudera itu

daku sang biduk perahu

tengah mengkayuh jauh



Tenggelamkan rasa

memapah merasuk mesra

di ranting hati bisu

jauh ke dalam dasar samudera

yang adalah KAU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar