Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Monolog Jiwa

Aku telah mencoba di setiap penginapan
mengetuk berulang semua pintu-pintu
namun tak seorangpun mengindahkanku

Aku merasa luka
bukan lapar
aku merasa kecewa
bukan lelah
aku bukan mencari sebuah atap
tapi perlindungan manusia
sekedar sandarkan kepala

Bahkan seorang gila
akan menemukan diri asing tanpa perlindungan
dan lapar tanpa makanan
sebab hati kemanusiaan yang hampa

Lalu suara keheningan berkata;
“Kekuatan yang melindungi hati dari luka-luka, adalah kekuatan mengawali hati dari pembesaran kebahagiaan, yang di harapkan di dalam diri. Suara nyanyian memang manis, namun nyanyian hati adalah suara dari surga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar