Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Harapku

Tak mau lagi gugur mengering bunga impian
merpati pulang dalam layu
dari terbang tinggi menerjang badai di awan

Tak mau lagi lepas dalam pintu langit hitam
mengucap pisah jadikan kisah kenangan kelam

Dalam kesetiaan
ku harapkan seperti dulu

Pesona kasih mesra dalam romansa
bercumbu memadu hati satu rasa
menuai janji gemintang dalam peluk di dada
sehangat pagi cerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar