Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Hijau Belantara

Di waktu fajar lalu gemerisik burung-burung berlagu ria
bersahutan dawai nyanyian unggas menggiringi bisik kemerduan di pucuk dedaun belantara
dalam raya semesta merupa ke syahduan syair-syair sang pujangga cinta
namun semuanya kini diam menggerang liang akibat hilangnya warna-warna.

(ES-26082010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar