Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Sayap-Sayap Kasih

Di bawah langit gelap dan berembun
pada sudut ruang jalanan lengang ku eja tembangmu
:prosesi perjamuan di altar ishtar
goresan tak terhapus dari abad menelan jaman
meski laju peradaban di jinjing reinkarnasi almanak

Derita adam mencari rusuk
adalah anugerah takdir Tuhan
bagi hawa memimpikan teduhan temani adam

Lalu dengan ayat Tuhan pula
kau patahkan sayap-sayap cinta
hingga gelepar terkapar insan
mengheret luka dalam pasungan
hingga membusuk manusia berhati cinta
dalam sekap egomu
antara cinta dan keyakinan kalam Tuhan
untuk pembenaran inginmu

Biarkan cinta untuk cinta
sebab itu yang menghidupkan semesta dunia

(Siti Nurbaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar