Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Merelai Hati

Derai tawa di hati berkabut
luluh jiwa dalam untaian malam
mengadu pada warna bulan larut
menjerit dalam hening mencekam

Jangan matikan asa pada rindu
jika bara masih berdenyut nyala
jangan biarkan hati menunggu
rajanglah rindu menyatu padu
Rasakan mesranya rasa Sang Cipta

(29082010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar