Ada banyak kata tercurah
di antara mulut-mulut kita kian berbusa
mengasah gairah hangat untuk retaskan dingin
dengan riang buatan yang selimuti samsara penuh kegelisahan
Di sini
selembar tembikar lesehan
menjadi saksi dinginnya dada malam puncak gundaling
mencurahkan luka-luka merah jingga
bersama tumpah embun yang mencubit sumsum
ketika rajuk petang menderaikan deras hujan dalam perjalanan
serta lalu menyisahkan kabut tebal
di balik selimut tebal ranjang-ranjang mimpi.
* Berastagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar