Jauh jisim merengkuh urai bentangan nafas menjejak semesta
merangkaki terjal rindu debu mendulang embun
meriak angin di bawah surya
semai uraian purnama suci
menyuluh denyut penjuru belantara raya
Namun
dahaga merupa butiran pasir belum jua purna
menggelantung di kaki-kaki cakrawala
mengerak masih karang keakuan
buta tulikan sejati pada Sang Maha
Rindu masih teramat haus akan cahya purnama kala
bermunajat dalam sujud di ujung sinarnya
mohon kembali masa bersua cumbu
pada kasih sayang Cinta
(09092010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar