Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Dunia Masa

Merangkak senja merah di kaki cakrawala
burung-burung pulang membawa bijian harapan
duduk berbagi cumbu di rimbun dedahanan
bercerita tentang mengintari rantingranting surya

Berkelang lahan sinar langit tenggelam
menggelarkan tirai makna rahasia kelam
dari bilikbilik kabut embun di lembah lereng temaram
dawaidawai suara unggas bisu pun meriuhkan malam

Sungguh
berganti tumpang tindih gelombang masa menggilas deru
mengibaskan jarumjarum waktu ke labirin hati dan dada
cadas memeras paksa inti airpeluh balung raga
hingga luluh bening airmata doa jatuh di sajadah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar