Bukan aku mencibir resah ketika seluruh musim menjadi gerhana
membuka lorong waktu yang lengang untuk mengkais hamparan malam bertabur gemintang serta tarian kunang-kunang
lalu membeku mati di ujung jalan dengan rongga kepala penuh luka nanah sebab di hujam rasa jalang
Ataupun mabuk akan remahan anggur di kaki masa muda dan yang berakhir di pangkal masa muda
diam selama setahun dan terkapar untuk selamanya
Cukup sering kumenjala keheningan dari sudut dunia paling sunyi
di antara jamuan huru-hara pesta jaman
Kutemukan hanya suara-suara diri gaduh beradu kejaran
saling membela diri dengan menunggang angin terselip belati
saling merapal berlaksa-laksa mantra membasahi bibir yang duduk di halte kencana
sambil menari bersama tabuh dendang obituari
Aku
kau
dan mereka
hanyalah mimpi-mimpi
berhamburan saling melintasi
dari pintu-pintu langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar