Kau kembali mengajak tapaki lembaran jalan
menjala kita pada mana alur tumpukan
Dalam setia tak bersekat sudut
aku berdiri jejaki rerumput
meninjau saujana nirmala
ke semesta benda
Kunyalakan suar lentera
pada kayuhmu berdendang irama
menampar-nampar laut
yang tak selalu berbuih putih
tergores pada pantai malam keabadian
Itulah morse cinta yang ku persilahkan
merajut lembaran soneta di kanvas senja
membuka lagi dada untuk kau kuaskan
dan kau cium tiap rantingnya
Ketika hanya ada sunyi
pernah ku mohon pada lembaran buku;
kata dalam bahasa terjembatani
tidak hendak mengenakan sampul dalam jilid
tidak merupa serigala
atau angsa yang merona dahan pipimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar