Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Hipnotis Senyummu

Senyum yang runut dalam tawamu
kental dengan adorasi cinta
seperti candu kanabis melemahkan jiwa
meregangi saraf-saraf sensorik cranium

Gradasi prosesi bagai debur ombak
menggulung dari kejauhan
sebelum memecah pantai kesunyian
menabur buih busa
membelai undakkan pasir

Ku bayang kembara kelana hidup
bak kisah seribu satu malam
di populasikan pangeran
jin
pencuri
dan kau
berada diantaranya
menarikku ke alam mimpi
dan memuntahkan kembali ke bumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar