Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Ilalang dan Alap-Alap

Ilalang berpeluh menadah ketuk nabastala
pada hamparan sabana kering menuai putik kasih
yang memagut hela nafas memanggil-manggil hujan

Seekor alap-alap terbang lewati lereng gemunung
membelah gelombang samudera dan aral ngelayung
sendiri susuri pematang-pematang sunyi
bertandang ke padang ilalang

Rayu prahara datang dari beranda mana
sebab nyalangnya murka tak bermata
meski fajar belum purna menutup hari
diantara dahaga hati tersemat abstrak
bingkai bentangan ruang
diantara gugur dahaga bunga alap-alap
hinggap mengecup dengan mataair

Di rentang malam ilalang benderang oleh kekunang
ketika alap-alap mulai hilang ingatan
bisik ilalang selindap ke paruh alap-alap
sambil menari dendangkan hymne sepi ;
"Mari kita nikmati keteduhan makam sambil meludahi hati"

Setelah fajar menggusur gemintang
dan purnama hampir purna
siang mengabarkan alap-alap terpanggang
di dinding malam dengan luka sayat oleh bibir ilalang

Sementara ilalang tetap menari sambil mengheret peti
seringaikan musim gerhana dengan aroma putiknya
dalam sekali waktu silih berganti

(22102010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar