Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)
Gerimis Bulan Yang Terbiar
Mata kuyuh, seiris nanar
pipi pasi, cekung gemetar
suara sendu, terjegal gelegar
tubuh ringkih, telentang terlantar
Wajah kekasih cemar
penghuni saling cakar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar