Jemari cahaya itu kembali jelang
tanpa ketuk salam membawa kemana terbang
hingga gelepar kapar sukma meregang
antara julur selang botol-botol infus
di tubuh tengah meradang
dan aroma farmasi ruang
Sekian kalinya jemari halus itu nyaris merenggut
menderai airmata cinta saling bergantian jatuh
tunggui ringkih jisim bertarung maut
sambil memainkan lembaran kisah kebersamaan
yang tertinggal dalam rentang ruang waktu
Tentulah sang penjemput janji pasti tak salah daftar
meski tak jarang pula kembali sebab dari suri
bukan!
bukan untuk kufuri nikmat anugerahNYA
namun lebih mensyukuri pertanda ke Maha-an
kala maut bertandang
serta ampunan setelah kematianku datang
Robbul'adzhim
(27112010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar