Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Menyusuri Lengang Wajahmu

Perubahan Anda sudah disimpan.
Sebentang jalanan lengang
garis pualam telanjang lantang
memagut raut purnama basah
sembab sebab gerimis menggugah

Di dalamnya
ingatku masih membekal
melintang rentet bayang ruang
pada hati tunggal
serta impian fatal

Dindin-dinding malam runtuh
runut ke ranjang tidur
dari lembaran terbakar hari
merupa gapura tadah hati
sambil menghempas tanya
tanpa jawab sepatah kata

(08102010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar