Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Aku, Kau dan Mereka (Diantara)

Akupun merasakan kesendirianmu
Namun, apakah kau tahu?
aku mencari keindahan dan harapan-harapan
pada hamparan kerlap gemintang
pada hembus semerbak putik-putik bunga
pada derai hamparan sepi membatu

Misteri dan rahasiaku
adalah sayap-sayap kesendirian
menyelami dalamnya lautan
yang begitu banyak merahimi permata impian

Ketika membuncah keinginan untuk menari
aku bertandang pada purnama malam
lalu mendekap sebuah bintang
ku rangkai menjadi secanting cahaya
untuk dirimu
dan mereka

(05102010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar