Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Bidadari Malam

Bidadari bercatra senja
rona kembarawati sepekat jingga

Lembayungi tetes rinai airmata
di ujung jalan berteduh biru asa

Dulanglah anugerah kisah langit bercerita
menawur jumlahan warna gairah asmara
uraikan gelora amis ranjang duka cita

Bidadari malam menatah hasrat luka
menisir takdir gelombang prahara
yang tak lekang nista di lingkaran masa

(E.S:08082010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar