Di atas Mentawai,
Keindahan padang luas non vulkanik
puncak punggung pegunungan bawah lautku
bergetar garang gelombang palungmu
patahkan papan surfingku di terjang ombak
menelan hilang penghuni peramu dan penjarah tubuh
berumah ratusan kantung-kantung tanpa sukma
merubah kelengangan tanah sunyi yang bukan batu
Di bawah merapi,
kutinggalkan pergumulan luka bentang sabana
di lereng-lereng tempat terpahat mimpi dan peluh
kala cumbu menandur ladang-ladang subur
hingga karam jiwa raga di hamparan kakimu
tak mungkin sembunyi dan terus berlari
beradu laju gejolak kabut gemawan panas
dengan berdebu-debu kereta kencana
mengurai mentari dan embun hari
Di jalan menuju penghujung tahun
tengadahkan tangan merapal airmata raga dan doa
kerna telah lama termaharkan tubuh pertiwi
dengan darah daging bersemayam cita
meski kulayarkan ikhlas segenap rindu
dalam berikat-ikat duka luka
ratusan ribu jiwa kibar bendera eksodus penantian
tuk kembali kerumah-rumah impian
ranah Gemah Ripah Loh Jinawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar