Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

ANGKUHMU

Lantang dahan cemara menuding langit
ketika surya peluhkan pundaknya
lalu badai datang menghunus
patah reranting dan akarnya
mencium liang tanah

Dan api pun menelan serpihan bangkainya
menjadi abu yg di sapu angin
Hilang..

(16082010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar