Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Kurasuki NamaMu

Basah lidah mencumbu pelan
mesranya rasa merasuki nama
dan tenggelam
dalam rahim harap yang kutelusur
tiap butir lekuk juntaian punggungnya
di ujung jemari

Mendayakan ketelanjangan diri
untai uraian samudera kasih sayang
dalam remang ruang sunyi

Dan kukatup bibir
dengan puji agung seluruh hati
hingga peluh belulang lepuh
meradangi lelah diri
Hening...

ES-12.08.201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar