Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Hujan Sore Di Ujung Jalan

Matahari yang berdiri telanjang
enggan menyalang di buru hujan
hingga senja berupa buram
ggigilkan rerumput dan ilalang

Luas wajah malam
tak sisakan sepotong bulan
hanya endapan pekat kabut
menggelayut di jalanan basah
menikam airmata yang kelaparan

( 20 September 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar