Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Tabib Poli(Tik)

Dengan lentikan jemari manis
Menuang madu dalam telinga rakyat
Sorak sorai seolah mengisi celah, kelemahan nasional
Suara-suara merajah bermanuver tinggi
Mengalahkan dentuman batu gerinda
Namun terbelalak kebenaran
Tak ada yang lebih mulia
Dibanding teriak katak dalam genangan rawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar