Anak sulung kebebasan gigil dibalik pintu
jalanan jadi ranjang menunai mimpi
dengan jantung berkeringat
dan suara menderum gelegar, getir
:tanah memaku dinding-dinding tua purbani
Kawanan rubah memiliki lubang
burung-burung bersarang dinabastala
tapi putra manusia tak punya tempat
untuk sandarkan nyanyian heningnya
Penghuni jumantara bersembunyi
dari balik selubung
dan mendung tebal menenggelamkan
hanya ulurkan suara-suara yang berlompatan
bersama busa dan racun kengerian
Anak kebebasan berjalan sendirian
selemah benang tipis laba-laba
dan ketakutan
dilembah-lembah hantu kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar