Pada tangkaimu menari di bayu, kini
mengibaskan rimbun yang sepucat abu
mendaki kembali cekungan mata yang menghitam
bermain bias pesona aksara lazuardi
:rona kenangan
pada tonjolan tulang pipi mengeriput
dalam bingkai sukma
Lalu ujarku kembali dari sisa keheningan;
Aku mengasihi gerimis
bukan dengan mengundang badai
meski halimun sebagai pertanda
akupun mencintai hujan
bukan menggenanginya dengan duka
meski ladangmu menjadi basah
aku mengeja makna adanya
memintal noktah kabutnya dari malam kelam
Maka dengan diamku di batas pengertian
memandang gejolak akhir panggungmu
hilir mudik dari huru-hara bahasa kata
hanya dengan diam
memandang raut terselubung
hingga zirah kau lepaskan
dari bibir merahimi bisu aksara
:untukmu hujan
Tarian hujan membuat jiwaku teredam dalam gelisah yang berkepanjangan..
BalasHapustak ingin kumenampik tapi hati tlah lelah..
semua karena HUJAN..
Nice sob..i like it..:)