Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Merajam Malam

Sejuta bayangan mengendap
menyergap dalam diam
seribu lolongnya bergema
meniupkan ombak di kening
dan rambut yang memuja maut

Cuacapun merontokan dedaun
anak-anak angin membelit
menghitung angka-angka
ke belakang, ke depan
kosong
dan kosong
mengheret kejayaan suram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar