Aku sering tersenyum dalam diri, yang bahkan jauh tersimpan di bilik jisim buruk ini. Tersenyum dengan segala getir kodrat, dan tak seorangpun mungkin tahu betapa ironi menjalani hidup. Aku tersenyum, seakan aku tercipta bukan untuk berbuat lain, selain tersenyum. Namun ‘Maaf’ merupakan kata jitu yang mampu luluh lantakkan, bahkan lukai rasa, memaksa bungkukkan kepala dengan malu dan kagum di depan ruh mulia yang merendahkan diri, dan memohon ampunan dari masa lalu yang pahit dan menggetirkan (Elang Senja)

Jika

Di udara yang basah meraba
kala kerucut waktu terketam
pada semburat batharagana penuhi ruang
dengan lekuk batharimu undang gelora
menggapura di lentang ranjang

Jika dapat waktu bersayap
melipat jarak menjurang
lantas kureguk aroma hasrat
yang tumpah mencandu
:gila merindu
padamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar