Saban petang
di puting senja lebam yang menyusui pengharapan
kita pernah saling berpagut dalam tangis keharuan
yang lindap di kediaman hening tertahan
entahpun angin telah menikahi kembaramu
menyelipkan banyak birahi di rimbun ilalang
namun kegadisan batin tak akan terjamah
segala rahasia antara ceruk netramu
yang lama tertumpah di dadaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar