Dimana angin bawa suara
datang untuk lalu hilang
kemana mentari menjaring dadamu
:palungnya laut
yang tiap detik purnamanya masih mengambang
pingit jiwaku diperkosa sunyi
hingga bias embun di ujung daun
retas sungsang menjadi dendam
pada saling silang sulaman
piala-piala anggur kita yang retak redam
Sungguh
tak pernah terbayang
membawa wajahmu kemana-mana
bahkan di tempat-tempat sesak
penuh benda-benda bernama
menjejak yang tak ada pulau-pulau
ataupun kota-kota dalam peta
menghamili rindu di lipatan kantung mata
(Berlaksa kata membeku di leher pena
menunggu ditimbang bimbang pada lentera atma
yang menanak gugus gemintang di langitmu
kulagam ulang gemeretak ranting meminang hening)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar