Memandang dengan tatapan ganjil
pada jejak kisah mencari wujud mimpi
dahaga dengan secawan anggur
menelan duka berlaksa noktah
Geliat rahim aksara penuh hasrat
ketika gagak mematuk gemintang
gigil bersama musim gerhana berkabut
Wahai, rindu yang kemana
di pematang kutitip berlaksa kata
agar angin mengirisnya di ujung purnama
hingga jua ia rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar