Sering aku terpasung asing
di antara desak jamuan jaman
yang mabuk beradu gaduh kemanisan
Aku
kau
dan mereka
mimpi-mimpi
lintas hamburan dari pintu-pintu langit
nuju ranjang bumi yang sebentuk entah
saat nama-nama menjadi bisu
digores batu yang tinggal makna
saat kaki-kaki pulang
halau kelopak-kelopak kemboja
yang usai di garis tangan
Sisalah rerindu gugur terbawa musim
jadi ingatan di mata dan hati
menunggu
:tiba akan masaku nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar